Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka terus memperkuat komitmennya dalam mendorong praktik pertambangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, terutama di kawasan pesisir yang menjadi salah satu aset alam terpenting daerah. Upaya ini bukan sekadar bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan, tetapi juga langkah strategis menjaga keseimbangan ekosistem laut dan daratan yang selama ini terdampak aktivitas pertambangan timah.
Kepala DLH Bangka menegaskan bahwa pihaknya tidak melarang aktivitas tambang selama pelaksanaannya mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan yang baik. Artinya, setiap kegiatan pertambangan wajib memiliki izin resmi, menerapkan reklamasi pasca tambang, dan tidak merusak ekosistem mangrove serta terumbu karang yang menjadi pelindung alami garis pantai.
Lebih lanjut, dlhbangka.id tengah mendorong penerapan konsep green mining, yaitu pendekatan pertambangan yang mengedepankan efisiensi energi, pengelolaan limbah, dan pemulihan lahan pasca tambang. Program ini akan difokuskan pada wilayah pesisir seperti Sungailiat, Belinyu, dan Riau Silip, di mana aktivitas tambang rakyat dan tambang inkonvensional (TI) masih cukup tinggi.
Selain itu, DLH juga menggandeng akademisi dan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan edukasi lingkungan kepada masyarakat pesisir. Edukasi ini bertujuan agar masyarakat memahami dampak jangka panjang dari tambang yang tidak terkelola dengan baik, sekaligus memberikan solusi alternatif seperti pengembangan ekonomi biru berbasis perikanan dan ekowisata.
Langkah pengawasan juga diperketat. Melalui koordinasi lintas sektor dengan aparat penegak hukum, pemerintah daerah menegaskan tidak akan menoleransi praktik tambang ilegal yang mencemari laut dan merusak terumbu karang. Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi tegas sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Upaya DLH Bangka ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang menempatkan kelestarian lingkungan sebagai fondasi utama pertumbuhan ekonomi. Dengan pengelolaan tambang yang lebih bertanggung jawab, wilayah pesisir diharapkan dapat pulih dan tetap produktif tanpa harus mengorbankan keseimbangan ekosistem.
Ke depan, DLH Bangka berencana meluncurkan program “Tambang Hijau Pesisir Lestari”, yang akan melibatkan pelaku tambang, nelayan, dan komunitas lokal dalam menjaga kualitas lingkungan pesisir. Program ini akan menjadi contoh nyata bahwa kegiatan ekonomi dan pelestarian alam dapat berjalan beriringan apabila dikelola dengan komitmen dan kesadaran bersama.
Dengan langkah-langkah konkret ini, DLH Bangka menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar slogan, melainkan arah baru dalam pengelolaan sumber daya alam di era modern.